Bab 677
Bab 677 Keluarga Basagita Tidak Pantas
“Lihat, lihatlah, lagi pula kejadian hari ini nggak akan bisa ditutupl.”
“Biarkan semua orang Kota Banyuli tahu bahwa Luna adalah orang yang kejam, nggak mau mengakui hubungan keluarganya, dia bahkan memaksa saudara dan kakek kandungnya untuk berlutut!
“Mulai hari ini, nggak ada orang yang berani berbisnis dengannya….”
Anggota Keluarga Basagita berlutut di tanah dan menerima penghinaan yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Hanya bisa menggunakan pemikiran seperti ini untuk menghibur diri mereka.
Seolah–olah mengetahui pemikiran mereka.
Suara dingin Ardika kembali terdengar dari ponsel pada saat ini.
“Katakan bagaimana kalian menindas istriku selama dua hari ini, jangan sembunyikan apa pun, aku tahu apa pun yang kalian lakukan.”
Semua anggota Keluarga Basagita menutup mulut mereka rapat–rapat.
Sama sekali tidak bersedia.
“Nggak mau? Kalau begitu kembalilah.”
Ardika mendengus di sisi lain panggilan.
Tuan Besar Basagita merasa tidak berdaya, kemudian menatap putra dan cucunya dengan tatapan marah.
“Kami memaksa Luna untuk melaporkan kasus mewakilkan Wulan, kalau nggak kami akan mengusirnya keluar dari Keluarga Basagita dan mencabut nama belakangnya!”
“Kami menyebarkan rumor kalau dia disetubuhi oleh ketiga preman dan juga rumor bahwa dia dihidupi oleh Liander!”
Yanto dan Wisnu segera mengatakan hal ini dengan keras.
Wow!
Semua orang terkejut dalam sekejap.
Tidak disangka Keluarga Basagita bisa melakukan hal yang memalukan seperti ini.
Tidak heran Luna memaksa mereka untuk berlutut di sini.
Tidak ada orang yang bisa dengan mudah memaafkan orang yang bertindak begitu kejam pada kerabatnya!
Mulai hari ini.
Reputasi Keluarga Basagita di Kota Banyuli sudah hancur.
“Ardika, apakah kami sudah boleh masuk sekarang?”
Tuan Besar Basagita berteriak.
“Terus berlutut, baterai ponselku sudah habis, mari kita bicarakan lagi setelah baterai ponselku sudah penuh.”
Ucapan Ardika hampir membuat anggota Keluarga Basagita muntah darah.
Mereka berlutut.
Selama satu jam penuh.
Sampai lutut anggota Keluarga Basagita kesemutan dan mati rasa.
Mereka baru melihat Ardika berjalan keluar dari dalam Grup Hatari.
Dia berjalan ke hadapan Tuan Besar Basagita dan menatapnya dari ketinggian.
Kemudian menyalakan rokok tanpa tergesa–gesa dan bertanya dengan datar, “Apakah kalian menyesal karena telah mengusir istriku dari Keluarga Basagita?”
“Menyesal.”
Satu kata ini diucapkan oleh Tuan Besar Basagita sambil mengatupkan giginya.
Ardika kembali bertanya, “Apakah istriku pantas punya nama belakang Basagita?”
“Pantas!”
Tuan Besar Basagita mendongak untuk menatap Ardika, “Ardika, katakan pada Luna kalau pintu rumah Keluarga Basagita selalu terbuka padanya, aku bisa segera
mendaftarkannya dalam kartu keluarga,”
“Nggak perlu.”
Ardika melambaikan tangannya.
“Kenapa, dia nggak bersedia?”
Tuan Besar Basagita kebingungan.
Ardika tersenyum kecil, “Bukan, Keluarga Basagita nggak pantas.”
Pada saat ini.
Tuan Besar Basagita marah besar. Copyright Nôv/el/Dra/ma.Org.
Anggota Keluarga Basagita yang jalan juga sangat ingin menelannya hidup–hidup.
Tuan Besar Basagita menarik napas dalam–dalam, “Kita bisa bicarakan masalah ini di masa depan, bisakah kamu biarkan kami menemui Luna sekarang?”
“Bertemu dengan Luna?”
Ardika melambaikan tangannya dan berkata, “Sayang sekali kalian nggak bisa berternu dengannya, bubarlah.”
“Ardika, kamu menipu kami! Beraninya kamu menipu kami untuk berlutut selama satu jam di sini!”
Semua anggota Keluarga Basagita marah dan segera berdiri.
Terdapat beberapa orang tidak bisa berdiri dengan stabil dan segera terjatuh ke tanah.
Kaki mereka mati rasa.
“Kenapa aku menipu kalian? Memangnya aku ada berjanji pada kalian kalau kalian akan bisa bertemu dengan istriku setelah berlutut?”
Ardika berkata sambil tersenyum, “Lagi pula istriku sama sekali nggak berada di Grup Hatari, aku juga bingung kenapa kalian ribut–ribut mau bertemu dengannya.”
Melihat tampang Ardika yang tidak bersalah.
Anggota Keluarga Basagita sangat ingin membunuhnya.
“Ardika, nggak usah bohong! Kami lihat Maserati Luna masuk ke dalam gedung ini, dia ada di dalam Grup Hatari!”
Wisnu menunjuk Ardika dan berkata dengan marah.