Bab 675
Bab 675 Para Veteran Memamerkan Kekuatan Mereka
“Tendang!”
Pemimpin veteran berteriak.
Sebaris penjaga keamanan veteran mengangkat kaki dan melangkah maju di saat yang
bersamaan.
Adegan yang sangat mengejutkan.
Sebaris kaki yang panjang.
Menendang secara bersamaan.
Wush!
Kuat dan bertenaga, memotong udara dan mengeluarkan suara angin.
Belasan master yang melompat tinggi segera ditendang pada saat yang bersamaan!
“Ah..!
Terdengar teriakan yang mengenaskan.
Master Keluarga Basagita terbang keluar dan terjatuh di tangga.
Pada saat yang sama.
Terdengar suara patah tulang yang keras!
“Shh…!”
Banyak anggota Keluarga Basagita yang nferasa terkejut.
Semua orang menatap para penjaga keamanan veteran dengan tatapan terkejut.
“Dari mana Luna menemukan para master ini? Uang yang dihabiskan pasti sangat banyak!”
Hanya mengangkat kakinya dengan sederhana.
Semua master yang mereka pekerjakan kembali dari tiga keluarga besar semuanya sudah dilumpuhkan!
Kejutan yang begitu besar mémbuat mereka tidak memiliki waktu untuk menyayangi jatuhnya. master itu dan kerugian yang dibawa untuk Keluarga Basagita.
“Nggak banyak, cuma 20 sampai 40 juta sebulan.”
Pemimpin veteran berkata dengan datar.
Dia masih ingat kalau master Keluarga Basagita pernah menggunakan gaji tahunan miliaran
untuk merendahkan mereka.
Para master di tanah tidak bisa lagi bersikap sombong. Text © owned by NôvelDrama.Org.
Mereka sangat ingin menabrakkan kepala mereka ke tembok.
“Begitu murah?”
“Dasar master bodoh, kita menghabiskan uang miliaran untuk melatih mereka, tapi uang itu bisa melatih beberapa penjaga keamanan, sungguh sekelompok orang nggak berguna!”
Anggota Keluarga Basagita merasa iri dan cemburu.
Mereka tidak tahu.
Para penjaga keamanan Grup Hatari tidak bisa dibeli dengan uang.
Segera.
Anggota Keluarga Basagita segera kembali ke kenyataan.
Mereka menatap para penjaga keamanan veteran dengan tatapan tidak jelas..
Mereka diadang di depan Grup Hatari dan tidak bisa bertemu dengan Luna.
Mereka tidak bisa menerima hal ini.
“Segera minggir dari sini, lalu kenapa kalau kalian bisa berkelahi? Ad
keluarga Luna!”
adalah anggota
Para veteran tidak membiarkan mereka masuk tidak peduli bagaimanapun mereka berteriak.
“Cepat terobos masuk, aku nggak percaya mereka berani menyerang kita!”
Wisnu membawa orang–orang untuk menerjang masuk ke dalam gedung.
Mereka segera menyadari bahwa mereka salah.
Salah besar.
Penjaga keamanan ini benar–benar berani menyerang mereka!
Plak!
Wajah Wisnu segera ditampar,
Anggota Keluarga Basagita lainnya juga tidak bisa melarikan diri.
Siapa pun yang berani menyerang akan diserang kembali tanpa terkecuali.
Penjaga keamanan veteran mengetahui batasan dalam kekuatan mereka dan tidak akan
membuat mereka terluka.
Hanya saja mereka tetap terluka meski seperti ini.
“Tuan Besar, bagaimana ini? Kita harus bertemu dengan Luna dan membujuknya!”
Semua orang menatap Tuan Besar Basagita.
Tubuh Tuan Besar Basagita bergetar dengan hebat karena marah, tapi dia tetap menahan amarahnya demi akhir dari masalah ini.
Dia mengeluarkan sebuah amplop dan berjalan ke depan.
“Penjaga keamanan, ini adalah sedikit hadiah dari kami, tolong biarkan kami masuk. Kami benar– benar ada masalah yang sangat penting yang harus dibicarakan dengan presdir kalian!”
Tuan Besar Basagita tersenyum sambil menyerahkan amplop yang tebal.
Pemimpin veteran sama sekali tidak melihat amplop itu dan tetap memasang ekspresi datar.
“Diusir pun bahkan nggak bisa, mereka benar–benar nggak tahu malu.‘
Ardika menggelengkan kepalanya di depan jendela dan menelepon pemimpin veteran, Nyalakan speaker dan biarkan dia menjawab panggilan.”
“Tuan Ardika mau kamu terima panggilannya.”
Pemimpin veteran berkata sambil menyerahkan ponselnya ke samping telinga Tuan Besar Basagita.
“Tuan Ardika, Ardika Mahasura?“.
Semua orang tertegun.
Kemudian menggertakkan gigi mereka dan mata mereka penuh dengan amarah.
Tidak disangka orang yang menghalangi mereka untuk masuk ke dalam Menara Sahid adalah Ardika!
“Ardika, apa yang mau kamu katakan?
Tuan Besar Basagita bertanya sambil menahan amarahnya.
Ardika bertanya dengan datar, “Kudengar kalian mau bertemu dengan istriku?”