Bab 28
Bab 28 Bersarah
Tuan Brem Busagin menunjuk ke arah sebuah vole di pingen danan sambil berkata, “Apakah itu
Bukan da adalah varnah mink Komandam Duero yang baru menjabat di Departemen Militer Kota Sanyon Vila Chikerwein adich sena,” jawab petugas sambil menunjuk ke sebuah bangunan Dealanan dina di szetten
“Kalan begin setelah unggal di sini, Baba aken menjadi tetangga Komandan Draco. “Ketika mendengarnya ketika mata Wento dan keluarganya langsung berbiman
An dalam Vila Calcemala Archka sedang mengajak Luna dan yang lain melihat vilanya
Sebenarnya mereka belum resmi pindah ke vila um Hanya saja, demi pamer ibu mertuanya terus menyehakan bahwa mereka akan segera pindah ke vila im
“ASTIDA, Tapur yang terbuka mi besar sekah Ruang makannya juga sangat besar. Kalau nggak Kata langsung pindah seja bem m
Desi terus merata berbagai tempat dengan ekspresi tersenyum lebar
Luma hanya bisa tersenyum tak bentara sambil berkata. Bu kamu terlalu buru–buru Perabot
yang dibutuhkan masih banyak yang belum dibel
Lama, kamu tabu chin juga Kamu pasu tahu bahwa keluargamu miskin, jadi nggak sanggup membah perabot mahal
Suara sinchram Wulan verdenger dam depan pinta
Kenka menoleh ke belakang eksprest Lima pum berubah
Tuan Besar Basagina berjalan masuk bersama anggota keluarga yang lain. Gaya mereka tampak
seolah–olah m rumah meraka
“Ah kenapa kalian datang? Tuan Besar harusnya kalan kasih tahu dulu biar aku bisa jemput
kalian
Desi segera menyambut mereka sambil tersenyum bangga
Sebelumnya, anggota Keluarga Basagita selalu merendahkan mereka. Namun, sekarang mereka
malah datang mengunjungi vila besar mi achinya Dest bisa pamer depan mereka
Misnu malah berkata dengan kasa: “Kamu benar–benar menganggap dinmu sebagai pemilik
rumah di smi, ya? Memangnya kami harus lapor dulu sebelum masuk?
“Wisnu, jaga ucapanmol bentak Luma
415 BONUS
“Kenapa? Memangnya aku salah?”
Wisnu memelototinya sambil berkata, “Kalian ini terlalu miskin dan bahkan nggak sanggup membeli perabot Beraninya kalian bertengkar denganku? Tetangga kalian itu adalah Komandan Draco Beberapa pemilik vila di sekitar juga orang kaya. Kalau kalian pindah ke sini, apakah
kalian berani menyapa tetangga kalian?”
“Ada nasihat yang mengatakan bahwa jangan masuk ke lingkungan yang nggak cocok denganmu. Itu adalah nasihat buat kalian.”
Setelah mendengarnya, Desi yang masih tersenyum pun menundukkan kepala dengan kecewa. Semua suasana hatinya yang baik langsung menghilang.
Luna menatap Wulan dengan kesal, tetapi dia juga tidak bisa membantah.
Ketika Ardika keluar dari kamar mandi, dia kebetulan mendengar percakapan mereka. Ardika lalu tersenyum dan menjawab, “Wisnu, bagaimana kalau aku sanggup membeli perabot?”
“Hehe.”
Wisnu tersenyum sinis, lalu berkata kepada Ardika dengan hina, “Dasar pecundang! Jangan- jangan kamu ingin memindahkan semua barang bekas dari rumah lama? Kalau semua itu bisa disebut perabot, lupakan ucapanku tadi. Aku bisa berbaik hati untuk membeli beberapa perabot
bekas yang masih bagus untuk kalian.” From NôvelDrama.Org.
Wulan juga berkata dengan jijik, “Harga Vila Cakrawala paling nggak 100 miliar, jadi harga perabotnya minimal juga harus 20 miliar. Memangnya kalian nggak merasa malu pakai perabot
bekas?”
“Haha….”
Anggota Keluarga Basagita tertawa terbahak–bahak.
Ardika hanya tersenyum dan menjawab, “20 miliar? Apakah itu termasuk mahal menurut seorang Wulan? 20 miliar itu hanya harga satu set perabot ruang kerja untuk ayah mertuaku.”
“Pecundang, kamu masih saja suka membual.”
Ekspresi Wisnu pun menjadi suram. Tiba–tiba, dia menunjukkan ekspresi aneh dan berkata, ” Ardika, bagaimana kalau kita bertaruh? Bertaruh apakah kamu bisa membeli perabot puluhan
miliar atau nggak?”
“Boleh, apa taruhannya?” tanya Ardika sambil mengangguk.
“Kalau kamu menang, aku akan loncat ke danau dan berenang pulang.”
Wisnu melanjutkan dengan ekspresi jahat, “Kalau kamu kalah, mulai sekarang, Vila Cakrawala
akan menjadi milik Keluarga Basagita.”