Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 279



Bab 279

“Berengsek, siapa yang menyuruhmu menyentuh dia!”

Sebelum jatuh ke dalam pantai, Selena seperti mendengar suara seorang pria di tengah desiran angin yang bising. Suara siapakah itu?

Apakah ‘Dia’ yang dimaksud adalah dirinya?

Selena terus memegangi pisau itu dengan erat, pisau ini adalah satu-satunya kesempatan untuk dia bertahan hidup.

Begitu jatuh ke dalam pantai, dia melepas ikatan di kaki dan tangannya dengan mudah.

Melalui kejadian hari ini, Selena pun mengetahui bahwa dalangnya pasti adalah seorang wanita dan wanita ini tidak tega melukai Harvey.

Agatha hanyalah pengalih perhatiannya saja, orang sesungguhnya yang harus Selena hadapi adalah dirinya sendiri. Dia harus membiarkan dirinya menahan rasa sakit di tengah siksaan ini.

Selena sama sekali tidak mengerti mengapa dirinya bisa terlibat dalam permasalahan seperti ini. Segala hal yang menimpa Keluarga Bennett terjadi karena dalang itu, jadi bagaimana Selena bisa rela! Pikirannya hanya dipenuhi satu hal, yaitu bertahan hidup. Meskipun dirinya terluka parah, ataupun tubuhnya dipenuhi luka, dia tetap harus bertahan hidup di dunia yang kotor dan kejam ini.

Selena ingin menarik dalang itu bersamanya masuk neraka, agar orang itu merasakannya.

Selena pandai dalam berenang. Dahulu dia larut dalam kesedihan kehilangan anaknya, sehingga membuatnya linglung dan terus hidup dalam mimpi buruk.

Setiap kali mendekati tepi pantai, Selena seolah—olah mendengar suara seorang anak kecil yang sedang memanggilnya.

Maka dari itu, dia akan melepaskan perlawanannya dan membiarkan dirinya tenggelam di pantai, agar lebih dekat dengan anak itu.

Hari ini, dia menghancurkan kepompong yang mengurungnya dengan tangannya sendiri dan keluar. Dia melepaskan kain hitam yang menutupi matanya, kemudian sejumlah cahaya memasuki matanya yang gelap.

Selena memandang ke arah langit yang berkilauan dengan warna biru laut, dia menahan napas dan berenang ke arah yang berlawanan.Material © of NôvelDrama.Org.

Tempat ini memiliki banyak kapal tua yang terdampar di pantai dan dia telah menemukan tujuannya. Dia mendengar suara—suara yang datang dari permukaan laut, dan ada bayangan manusia yang muncul. Mereka semua datang untuk menyerangnya.

Selena sudah jatuh ke dalam permukaan pantai, jadi dia bisa melihat jelas sosok orang itu. Asal dia tidak melakukan banyak pergerakan, orang itu tidak akan menemukannya.

Untungnya, ada kapal tua yang terbengkalal di dekat sini. Perutnya semakin sakit, beberapa kali dia merasa kehabisan tenaga. Dia menahan rasa sakit yang hebat ini dan memberi tahu pada dirinya bahwa dia harus bertahan hidup.

Selena akhirnya mendekat pada badan kapal, kemudian menggunakan badan kapal itu sebagai perisai untuk menghalanginya dari pandangan lawan.

Entah sudah berapa tahun kapal ini terparkir di sini, bagian atasnya tertutup puing—puing yang mengabung dan baunya sangat menyengat.

Bahkan kedatangannya juga mengejutkan beberapa ikan kecil yang keluar dari rumput laut. Selena sangat beruntung, dia perlahan memanjat ke atas dengan tali.

Ketika dia melompat diam—diam keluar dari pantai, kebetulan dia melihat boneka panda yang berdiri tak jauh dari sana sedang memerintah orang—-orang untuk menyelamatkan jasadnya.

Selena tidak boleh lengah, dia pelan—pelan memanjat naik ke kapal dan ingin mencari sebuah tempat

persembunyian untuk bersembunyi.

Dia akhirnya melihat Felicia dan Wilson yang berdiri di samping orang itu, sayangnya tubuhnya terbalut kostum boneka itu, sehingga tidak bisa melihat bentuk tubuhnya sedikit pun.

Seolah merasakan tatapan Selena, boneka itu langsung menatap tajam ke arah tempat Selena berada. Selena sudah membungkukkan tubuhnya untuk menghindar dari tatapannya.

Dia tahu bahwa begitu ketahuan, dia akan langsung mati.

Permasalahannya sudah sampai begini, jadi mereka tidak mungkin meninggalkan Selena.

Orang dalam boneka panda itu berkata, “Cari di kapal tua di sekitar.”

Wilson bergegas menyangkal, “Saat dia jatuh kedua tangan dan kakinya terikat, takutnya selang beberapa waktu ini dia sudah mati tenggelam.”

Boneka panda melihat tali yang terpotong pisau itu sambil berkata dengan nada dingin, “Dia punya pisau, jadi untuk berjaga— jaga saja.”

Jalang itu bahkan memanfaatkan kematian Selena untuk menyuruh Harvey menyelidikinya. Boneka panda itu menunjuk ke salah satu di antara kapal dan berkata, “Mulai lakukan pencarian dari

Kapal init permainan sudah berakhir, dia harus mati hari ini.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.