Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 277



Bab 277

Mendengar perkataan itu, Selena yang tidak pernah berharap juga tercengang.

Harvey tidak meninggalkannya begitu saja seperti dulu,

Jawaban yang tidak disangka sungguh mengacaukan seluruh rencana orang yang ada di dalam boneka panda itu,

Sementara itu, Harvey tiba—tiba mengeluarkan sebuah pisau, kemudian menghadap kamera dengan tenang, “Aku nggak tahu apa tujuanmu menangkap mereka, tapi kalau hari ini harus ada seseorang yang dikorbankan untuk merayakan pesta pertunangan ini, aku harap orang itu adalah aku. Lepaskan mereka, biar aku yang mati.”

“Harvey, kamu gila, ya?!” teriak Antono, “Hel, hentikan dial” Dengan tetap tenang, Harvey memerintah. “Halangi mereka.”

Tidak hanya Alex dan Chandra, empat orang sekretaris kantornya juga keluar dari kerumunan dan menghalangi para anak buah Antono.

Sementara enam orang mengelilingi Harvey, dan Harvey membalikkan pisau, mengarahkannya ke dadanya sendiri.

“Harvey, kamu mau ngapain? Hentikan!” Agatha panik, “Biarkan saja Selena mati! Memang dialah orang yang seharusnya mati,” ucapnya.

Dengan suara yang agak berubah, orang di dalam boneka panda itu berkata, “Nggak usah pura—pura, kamu pikir aku percaya kalau kamu berani melukai dirimu sendiri?”

“Oh, begitu?” Harvey tersenyum dingin, menusukkan ujung pisau ke dadanya. Tindakan yang tegas itu dilakukannya dengan yakin.

Dada orang-orang yang melihatnya pun terasa sakit, namun pria ini bisa menanganinya, dia benar- benar bertindak saat ada masalah!

Hari ini, Harvey mengenakan setelan jas hitam, hampir tidak ada bedanya dengan pakaian kerjanya biasanya. Dengan perlahan, darah menyebar dari kemeja putih, namun ekspresinya tetap sama.

“Apa aku ini sudah cukup serius? Lepaskan mereka, aku akan bunuh diri.”

Kini, pikiran Selena yang awalnya jernih menjadi kacau, seperti suara berisik di tempat ini.NôvelDrama.Org owns all © content.

Sepertinya Harvey sungguh ingin bunuh diri.

Di saat hatinya yang tenang menjadi kacau karena tindakan Harvey ini, Selena mendongak dengan bingung, “Kenapa?” tanyanya.

Ini adalah perkataan pertama yang dia lontarkan kepada Harvey sejak dia disekap, “Jelas—jelas kamu sudah menelantarkanku, kenapa masih menyelamatkanku?”

Walaupun kini Selena tidak bisa melihatnya, Harvey tetap memberikan sedikit senyuman, seperti saat keduanya masih saling cinta.

“Seli, sebenarnya selama ini ada yang ingin aku katakan padamu,” “Kamu ... “Maaf, permintaan maafku ini agak terlambat.”

Air mata yang Selena tahan mengalir deras hingga membasahi kain hitam yang menutupinya, bibir dan tubuhnya juga gemetaran.

Dengan perlahan mendekat ke layar besar, Harvey seakan mencoba lebih dekat dengannya. “Hutangku akan aku bayar lunas, kali ini biar aku yang mati, kamu yang hidup.”

Di setiap langkahnya, darah mengalir lebih banyak.

Akan tetapi, sosok yang tinggi dan kurus itu tetap berjalan dengan seimbang dan santai.

Di tengah kegelisahan yang dirasakan, orang yang ada di dalam boneka panda itu berucap, “Berhenti! Aku enggan dengan nyawamu. Kalau kamu semakin menusukkan pisau itu sedikit saja, aku akan langsung membunuh Selena! Letakkan pisau di tanganmu itu!”

Harvey terus berjalan dengan penuh kegilaan yang belum pernah dilihat oleh orang—orang.

“Kalau aku nggak mau, bagaimana?”

“Aku yang akan menentukan akhir dari permainan ini, lepaskan mereka,” ujar Harvey tersenyum dingin. “Yang lain bisa bebas, tapi Selena tetap harus mati.” Negosiasi di antara keduanya gagal.

“Kalau dia mati, kalian semua akan aku kubur hidup—hidup!” kata Harvey dengan penuh kegilaan yang biasanya tidak pernah terlihat.

Ditengah tangisan Agatha yang begitu mengganggu, Maisha berusaha membujuk, “Harvey, jaga dirimu, kesehatanmu lebih penting. Kalau kamu mati, Agatha bagaimana?”

ynutTb Bepko

Begitu mengatakannya, Maisha berteriak ke arah kamera seakan membuat keputusan besar, “Bunuh saja Selena, kami memilih Agatha.”

“Selena, maafkan Ibu, kalau ada kehidupan selanjutnya, Ibu rela jadi budakmu!” lanjutnya di tengah sakit 2/3 hati mendalam yang dirasakan Selena.

CON INNIE! Get more tree hous


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.